Menggunakan material lokal dan ramah lingkungan seperti kayu ulin, bambu, atau daur ulang untuk mengurangi dampak ekologis. Desain bangunan terbuka yang memanfaatkan angin laut alami, sehingga mengurangi kebutuhan pendingin ruangan.
Atap hijau atau panel surya untuk energi terbarukan.
Struktur yang dibangun mengikuti kontur alami pantai atau dermaga untuk meminimalkan kerusakan ekosistem.
Area konservasi terpadu (misalnya hutan bakau, terumbu karang buatan) sebagai bagian dari edukasi pengunjung.
Jalan setapak dari kayu yang ketinggiannya disesuaikan dengan pasang surut air laut.
Zona Rekreasi: Tempat-tempat berfoto yang dihiasi dengan jaring ikan, perahu tradisional, atau patung-patung bahari yang ikonik.
Zona Edukasi: Akuarium mini, museum biota laut, atau workshop kerajinan kerang.
Zona Kuliner: Restoran terapung dengan hidangan laut segar dan makanan khas pantai.
Warna dominan biru, putih dan kayu alami, mencerminkan kesan pantai.
Ornamen yang terinspirasi dari nelayan (lampu berbentuk lentera kapal, motif ikan).
Area amfiteater untuk pertunjukan budaya (tarian nelayan, musik tradisional).
Jalur pejalan kaki yang terhubung ke dermaga atau transportasi air (kapal wisata, kayak).
Penyebaran titik-titik fasilitas untuk menghindari kerumunan (manajemen keramaian).
Pencahayaan tematik (lampu sorot biru tua, lampion apung) untuk menciptakan suasana magis di malam hari.
Kegiatan malam hari seperti pemutaran film bertema bahari atau memancing di malam hari secara terbatas.
